Oleh: mahdar | September 16, 2008

Gali Komitmen dengan Sholat

Pada tahun 1986 di New York diadakan lomba marathon internasional yang diikuti oleh ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini mengambil jarak 42 kilometer mengelilingi kota New York. Jutaan orang dari seluruh dunia ikut menonton acara tersebut melalui puluhan televisi yang merelainya secara langsung.

Ada satu orang yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob adalah seorang veteran perang Amerika, dan dia kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang di Vietnam. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya ke depan.

Dan lomba pun dimulailah. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah-wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton tak henti-hentinya bertepuk tangan untuk terus mendukung para pelari.

5 kilometer telah berlalu. Beberapa peserta nampak mulai kelelahan dan mulai berjalan kaki. 10 kilometer telah berlalu. Di sini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut-ikutan. Beberapa peserta yang nampak kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia.

Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen yang berada di urutan paling belakang baru saja menyelesaikan kilometer pertamanya.
Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru “Ayo Bob… Ayo Bob… berlarilah terus”.

Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 kilometer selama satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya. Akhirnya empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh.

Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Fisik Bob benar-2 telah habis saat itu. Bob perlahan-2 bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak disana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya.

Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak “Ayo Bob, bangkit! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun! Tunjukkan ke semua orang siapa dirimu, jangan menyerah! Cepat bangkit!!!”

Pelan-pelan Bob mulai membuka matanya kembali. Saat itulah matanya melihat garis finish yang sudah dekat. Semangat mulai membara kembali di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob melompat-lompat ke depan. “Ya, ayo Bob… satu lompatan lagi, Bob… Capailah apa yang kamu inginkan, Bob!” teriak ayahnya yang terus berlari mendampinginya. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu.

Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.
Beberapa saat kemudian, ketika ada puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata,

Saya bukan orang hebat. Anda tahu saya tidak punya kaki lagi. Saya hanya menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya hanya mencapai apa yang telah saya inginkan.Dan kebahagiaan saya dapatkan bukan dari apa yang saya dapatkan, Tapi dari proses untuk mendapatkannya. Selama lomba, Fisik saya menurun drastis. Tangan saya sudah hancur berdarah-darah. Tapi rasa sakit di hati saya terjadi bukan karena luka itu, Tapi ketika saya memalingkan wajah saya dari garis finish. Jadi saya kembali fokus untuk menatap goal saya. Saya rasa tidak ada orang yang akan gagal dalam lari marathon ini. Tidak masalah anda akan mencapainya dalam berapa lama, Asal anda terus berlari. Anda disebut gagal bila anda berhenti. Jadi, janganlah berhenti sebelum tujuan anda telah tercapai.”

Begitu luar biasa Bob Willen memperjuangkan impiannya. Ia tidak berniat mengalahkan orang lain, bahkan dia menjadi urutan terakhir di lomba itu. Tapi dia mengalahkan dirinya sendiri, dia mengalahkan rasa sakitnya dan kelelahannya untuk satu hal, impiannya: berlari marathon. Tidak sekedar berlari, toh ternyata banyak yang berguguran di jalan sebelum mencapai finish. Bob memimpikan menyelesaikan lari marathon. Komitmen yang tertanam dalam dirinya, ia harus menyelesaikan apa yang sudah ia mulai.

Seorang mukmin bisa mendapatkan kekuatan yang lebih dahsyat dari Bob jika menyadari bahwa Allah SWT telah mengajari kita tentang komitmen. Komitmen yang bukan hanya untuk kepentingan pribadi, namun komitmen dari pribadi ‘pengelola alam’ (khalifatullah). Komitmen untuk menghasilkan karya-karya hebat, komitmen untuk bermanfaat bagi ummat dan komitmet untuk menegakkan agama rahmat. Insya Allah kekuatannya lebih dahsyat dibandingkan sekedar prestasi marathon yang nikmatnya sesaat.
Kemampuan seperti ini hanya dimiliki oleh orang beriman, yaitu mereka yang menjalankan sholat dan mendapatkan sholatnya. Orang yang memiliki komitmen besar seperti ini mendapatkan pelajaran dari iftitah.

Iftitah adalah bentuk penyerahan diri setulus-tulusnya kepada Allah SWT. Ia berjanji bahwa sholat, ibadah, hidup dan mati hanya untuk Allah, dan dilakukan sepenuhnya untuk Allah. Tidak ada lain yang menyekutukannya. Jika sudah demikian kekuatan apa yang bisa mengalahkan komitmen terbesar dari seorang mukmin.

Ia akan bersedia melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan ridhoNya, bukan untuk mendapatkan sorak sorai, dan riuh rendah dari orang lain. Ia hanya menginginkan Allah melihatnya dengan pandangan kasih dan sayang, karena ia telah melakukan yang terbaik, serta tepukan tangan malaikat, “Engkau telah melakukannya dengan baik”. Aktivitas seperti ini muncul berkat komitmen yang besar, komitmen yang diperoleh dari iftitah.

Orang yang memperoleh sholat akan membekas pelajaran sholat dalam kehidupan sehari-harinya. Termasuk orang yang memperoleh pelajaran komitmen dari sholat, ia akan menunjukkan komitmen itu dalam kehidupannya. Ia akan menjadi orang yang seiya sekata antara apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan. Ia akan menjadi orang yang berani memulai dan pula berani untuk mengakhiri. Mengakhiri bukan dengan ditinggal lari, tapi mengakhiri dengan diselesaikan. Diselesaikan dengan elegan.

Oleh: mahdar | September 5, 2008

Perubahan dimulai dari diri sendiri

Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu. Contohnya negara India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin). Di sisi lain, Singapura, Kanada, Australia, dan New Zealand –- negara-negara yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun — saat ini merupakan bagian dari negara maju di dunia. Mayoritas penduduknya tidak lagi miskin.

Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk pertanian dan peternakan. Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.

Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban –- tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan. Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.

Lalu, apa perbedaannya?

Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk bertahun-tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut:

  1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
  2. Kejujuran dan integritas
  3. Bertanggung jawab
  4. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat
  5. Hormat pada hak orang/warga lain
  6. Cinta pada pekerjaan
  7. Berusaha keras untuk menabung dan berinvestasi
  8. Mau bekerja keras
  9. Tepat waktu

Di negara terbelakang/miskin/berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut.

Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita. Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan kita mampu membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.

Jika Anda tidak meneruskan pesan ini, tidak akan terjadi apa-apa pada diri Anda! Hewan peliharaan Anda tidak akan mati. Anda tidak akan kehilangan pekerjaan. Anda tidak akan mendapat kesialan dalam 7 tahun. Anda juga tidak akan sakit.

Tetapi jika Anda mencintai negara kita, teruskan pesan ini kepada teman-teman Anda. Biarlah mereka merefleksikan hal ini. Kita harus mulai dari mana saja. Kita ingin BERUBAH dan BERTINDAK!

Dan… PERUBAHAN DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI!

Oleh: mahdar | September 4, 2008

Saatnya bergerak bung !

“Jangan menunda untuk bergerak karena menunggu segala sesuatunya menjadi baik, Mulailah bergerak dari sekarang agar segala sesuatunya menjadi lebih baik”

“Mulailah berjalan saat ini, engkau akan menemukan jalan yang tepat di tengah perjalananmu nanti”

“Orang yang kehilangan harta kehilangan banyak hal, orang yang kehilangan sahabat kehilangan lebih banyak lagi. Tapi orang yang kehilangan motivasi kehilangan segala hal dalam hidupnya”

Oleh: mahdar | September 3, 2008

Put the Glass Down

Seorang profesor memulai kelasnya dengan membawa sebuah gelas dengan air didalamnya. Dia kemudian mengangkat gelas itu ke atas agar semua murid bisa melihatnya.

“Berapa berat gelas ini menurut kalian ?” tanya sang professor.

“25 gr…50 gr…100 gr….!!!”, jawab para murid dengan variatif

“Saya sendiri tidak tahu persis berat gelas ini, kecuali saya menimbangnya sendiri. Tapi inti yang ingin saya tanyakan adalah ; apa yang akan terjadi kalau gelas ini saya angkat beberapa menit ?” tanya si prof lagi

“Tidak ada ! tidak akan terjadi apa-apa !” jawab salah seorang muridnya

“Ok…terus apa yang akan terjadi kalau gelas ini saya angkat selama satu jam ?” tanya prof kembali

“Tangan anda tentu akan merasa pegal !” jawab sang murid

“Betul… tapi apa yang akan terjadi kalau gelas ini saya angkat selama satu hari satu malam ?” lagi..tanya sang prof

“Tangan anda pasti akan mati rasa…pegal… encokan…ataub bahkan harus dilarikan ke tujang pijat !”, seloroh seorang murid yang diikuti tawa teman-temannya.

“Bagus sekali !” kata profesor

“Tapi apakah selama saya pegang dan angkat gelas ini…berat gelasnya berubah ?” lanjutnya

“Tidak !” hampir serempak muridnya menjawab

“Lalu apa yang membuat tangan saya pegal…cape…sakit dan bahkan mati rasa ?”

Para muridnya terdiam dan mulai agak bingung…. hingga akhirnya salah seorang muridnya berteriak

“Ya letakkan aja gelas itu prof !!”

“TEPAT SEKALI !!!!” Kata sang Prof

“PROGLEM HIDUP JUGA SEPERTI GELAS INI…SIMPANLAH DI KEPALA ANDA BEBERAPA SAAT…TIDAK AKAN TERJADI APA-APA. KEMUDIAN SIMPAN BEBERAPA JAM…MAKA KEPALA ANDA AKAN MULAI TERASA PUSING DENGAN BERBAGAI MASALAH TERSEBUT…. DAN SIMPANLAH MASALAH TERSEBUT SELAMA BERHARI-HARI… KEPALA ANDA PASTI SERASA MAU PECAH !! “

“JADI PENTING SEKALI ANDA MEMANAGE PROBLEM HIDUP ANDA ! LETAKKAN SEMUA MASALAH ANDA HARI INI DISAMPING TEMPAT TIDUR ANDA…DAN TIDURLAH SEPERTI ANDA LAYAKNYA TIDAK PUNYA MASALAH…ITULAH CARA YANG PALING EFEKTIF UNTUK MENGHINDARI STRESS DAN HIDUP DENGAN SENANTIASA PENUH ENERGI, KARENA SETIAP ANDA BANGUN PAGI…ANDA MEMULAI MENANGANI MASALAH HIDUP ANDA YANG BELUM SELESAI DENGAN ENERGI YANG BARU !!” Kata sang Prof sambil tersenyum

« Newer Posts

Kategori